Mengadakan Kegiatan Bersama, Cara Bupati Tolikara Pulihkan Warga dari Insiden

Bikin Kegiatan Bersama, Cara Bupati Tolikara Pulihkan Warga dari Insiden 

Jayapura - Pemerintah Kabupaten Tolikara menargetkan 85 ruko yang sedang dibangun kembali, pasca insiden Tolikara 17 Juli lalu, bisa rampung dan ditempati pemiliknya pada akhir Agustus mendatang. Pemulihan dan rekonsiliasi terus dilakukan Pemkab setempat, yaitu dengan membangun kembali sejumlah ruko dan musola yang saat ini dibangun di atas tanah milik Koramil 1702

Bupati Tolikara, Usman Wanimbo menjelaskan hingga hari ini ada 30 ruko yang terbuat dari kayu dan papan yang telah rampung dikerjakan dan masih terus dilakukan pembangunan untuk 55 ruko yang dilakukan oleh gabungan TNI dan masyarakat di Karubaga.

Untuk mempercepatan penanganan pemulihan Tolikara, pemerintah setempat telah membentuk tim pemulihan yang diketuai oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Karubaga, Edi Tasak, lalu ada Ketua bidang Rekonsiliasi Ernest Yanega, selaku Kabag Bina Mental dan Spiritual Pemkab Tolikara dan Danramil Karubaga sebagai Kepala Rekonstruksi. "Kita langsung melakukan rekonsiliasi pasca insiden terjadi," katanya kepada wartawan di Jayapura, Senin (3/8/2015).

Untuk pembangunan musola sementara waktu dibangun di Koramil Karubaga, karena lokasi berdirinya musola yang lama, kepemilikan tanahnya belum jelas, apakah milik gereja atau milik hak ulayat masyarakat. Sedangkan masyarakat Muslim yang rukonya terbakar saat kejadian, saat ini masih menempati kantor bupati lama.

"Jumlah mereka saat ini ada sekitar 40-an. Masih banyak keluarga dan anak-anak mereka yang masih bertahan di rumah keluarga dan kerabatnya di Wamena atau daerah lain. Saat ini pemulihan mental dan trauma warga juga terus dilakukan. Sangat penting sekali untuk melupakan rasa takut, rasa hati-hati, antar warga masyarakat terutama Muslim. Ke depan kami berharap dengan kejadian ini, semuanya mulai membaik dan terbuka atas segala hal," ucapnya.

Wanimbo juga membenarkan pasca kejadian di Tolikara belum ada pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), karena kepala bidang Nasrani dan Muslim di Kantor Kementerian Agama Tolikara, tak pernah ada di tempat. Kebanyakan keduanya berada di Jayapura atau Wamena.

"Seharusnya mereka memberikan masukan, ada dua kegiatan keagamaan, solusinya seperti apa. Ini yang juga menjadi salah satu faktor insiden Tolikara. Saya sudah perintahkan Kabag Muslim dan Nasrani harus diganti," jelasnya.

Untuk pemulihan Tolikara, Pemkab Tolikara juga membentuk tiga pos keamanan yang diisi oleh prajurit TNI/Polri. Pos tersebut akan diintensifkan  tiga bulan pasca kejadian untuk mengantisipasi warga luar yang akan masuk ke Karubaga. Tiga pos itu dibangun di tiga titik yakni di daerah Kili Batu, Jembatan Kurigai dan Distrik Wenak.

"Saat ini dari hasil operasi aparat keamanan, banyak disita senjata tajam dan miras yang tadinya akan dibawa masuk ke Tolikara. Siapapun yang akan masuk ke Tolikara, pasti tak akan lepas dari pos penjagaan ini," katanya.

Pemkab setempat juga mengalirkan dana Rp 2 miliar untuk pemulihan dan rekonsiliasi Tolikara. Bupati Wanimbo mengaku telah meminta izin kepada DPRD untuk memakai dana cadangan tersebut. Sementara sejumlah bantuan dari pihak luar masih terus berdatangan dan Pemkab Tolikara masih mendata bantuan yang diterimanya.

Dalam program pendek pemulihan Tolikara, Bupati Wanimbo mengaku akan terus membuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama, antara masyarakat Muslim dan Nasrani di Karubaga.

Contohnya saja dalam waktu dekat akan dilakukan festival paralayang di Karubaga pada 4-6 Agustus mendatang. Lalu ada sejumlah kegiatan yang telah disusun untuk memperingati HUT 70 tahun Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.

"Sebisa mungkin kegiatan-kegiatan dalam waktu dekat ini dilakukan bersama-sama, antara masyarakat Muslim dan Nasrani. Salah satunya untuk pemulihan dan penguatan mental dan jiwa solidaritas yang terus akan kami bangun dalam kegiatan terpadu ini," jelasnya.

Tak hanya itu, aktivitas masyarakat saat ini di Karubaga juga telah normal. Masyarakat sudah mulai menjalankan aktivitasnya kembali.

"Saat ini saya dan sejumlah SKPD di Tolikara terus berdiri di tengah-tengah masyarakat Muslim dan Nasrani. Kami ingin kedamaian dan keamanan yang  ada di Tolikara tak lagi pudar," harapnya

Sumber detik
Previous
Next Post »
Thanks for your comment